Senin, 16 November 2015

Taksonomi Bloom dan Robert Gagne

PEMBAHASAN

A.    Taksonomi Bloom
Kata taksonomi diambil dari bahasa yunani Tassein yang berarti untuk mengklasifika-sikan dan nomos yang berarti aturan. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956 (dalam diktat dasar dan proses pembelajaran matematika II, 2012:5E), sehingga sering pula disebut sebagai “Taksonomi Bloom”.
B.S.Bloom bersama rekan-rekannya yang berfikir sehaluan, menjadi kelompok pelopor dalam menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan intruksional (education objectives). Pada tahun 1956, terbitlah karya “Taxonomi of Educational Objectives”, Cognitive Domain”. Pada tahun 1964, terbitlah karya “Taxonomi of Educational Objectives, Affective Domain”. Kelompok pelopor ini tidak bershasil menerbitkan suatu taksnomi yang menyangkut tujuan intruksional di bidang psikomotorik (psychomotor domain). Orang lainlah yang mengembangkan sutau klasifikasi di bidang ini, antara lain E. Simpson pada tahun 1967 dan A. Harrow pada tahun 1972 (dalam diktat dasar dan proses pembelajaran matematika II, 2012:5E).
Arti dan Letak Taksonomi dalam Pendidikan
Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangun) yang kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran pada guru bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Tujuan tersebut harus diberitahu kepada para  siswa.jadi,tujuan tersebut bukanlah sesuatu yang perlu dirahasiakan. Apabila dalam pengajaran tidak disebutkan tujuannya, siswa tidak akan tahu mana pelajaran yang penting dan mana yang tidak.
Kesadaran seperti ini diharapkan dapat mendarah daging, seperti halnya jika orang mau pergi kesuatu tempat sudah mempunyai bayangan letak tempat tersebut sehingga dengan mudah menentukan jalan mana yang harus dilalui.Apabila setiap guru memahami kegunaan perumusan tujuan ini maka mereka dapat   mengusahakan kegiatan mengajar secara efektif.
Kepentingan hubungan antara  kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan, oleh seorang ahli bersama Scrive (1967) (dalam Arikunto, 2008) mengemukakan bahwa harus ada hubungan erat antara:
(1)   Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran.
(2)   Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi.
(3)   Tujun kurikulum dengan alat-alat evaluasi.
Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel (1963) (dalam Arikunto, 2008) berpendapat  bahwa jika hasil pendidikan merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak dapat diukur maka tujuan itu harus diubah. Jika tujuan telah dirumuskan secara operasional maka hasilnya akan dapat diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah mencapai tujuannya, akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya.
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan. Pertama, tujuan umum pendidikan. Tujuan ini menentukan perlu dan tidaknya sesuatu program diadakan. Di dalam praktek sehari-hari di sekolah, tujuan ini dikenal sebagai TIU (Tujuan Instruksional Umum). Kedua, tujuan yang didasarkan atas tingkah laku. Dalam periode 20 tahun terakhir ini, banyak usaha telah dilakukan untuk mencari metode yang dapat digunakan untuk menganalisis atau mengklasifikasikan sebuah pandangan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan sehari-hari. Yang dimaksud adalah berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku. Inilah yang dimaksud dengan taksonomi (taxonomy). Ada 3 macam tingkah laku yang dikenal umum yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor (yang dalam hal ini penulis gunakan istilah keterampilan). Ketiga tujuan yang lebih jelas dirumuskan secara operasional. Kaum behavioris (kaum yang mengutamakan tingkah laku), berpendapat bahwa taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom dan kawan-kawan adalah sangat bersifat mental.mereka tidak menjelaskan kepada para pendidik secara konkret dan dapat diamati.
Dalam pelaksanaan pendidikan disekolah, ketiga tujuan ini harus ada. Tetapi prakteknya memang sulit karena dalam beberapa hal, penafsirannya lalu menjadi subjektif. Kesulitan lain adalah bahwa sulit untuk menjabarkan tujuan umum ini menjadi tujuan yang lebih terperinci.
Beberapa ahli telah mencoba memberikan cara bagaimana menyebut ketiga tingkatan tujuan ini, yang akhirnya oleh Viviane De Landshere (dalam Arikunto, 2008) disimpulkan bahwa ada 3 tingkat tujuan (termaksuk taksonomi) yaitu:
a.       Tujuan akhirau tujuan umum pendidikan.
b.      Taksonomi.
c.       Tujuan yang operasional.
Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini ada 4 buah yaitu:
a.       Prinsip metodelogis
Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar.
b.      Prinsip psikologis
Taksonomi hendaklah konsisten dengan fenomeria kejiaan yang ada sekarang.
c.       Prinsip logis
Taksonomi hendaknya dikembang secara logis dan konsisten.
d.      Prinsip tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai. Tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya mengambarkan corak yang netral.
Atas dasar prinsip ini maka taksonomi disusun menjadi suatu tingkatn yang menunjukan suatu tingkat kesulitan. Sebagai contoh,mengingat fakta lebih mudah daripada menarik kesimpulan. Atau menghafal, lebih mudah daripada memberi pertimbangan. Tingkatan kesulitan ini juga merefleksikan kepada kesulitan dalam proses belajar dan mengajar.
Sudah banyak diketahui bahwa mula-mula taksonomi bloom terdiri dari dua bagian yaitu kognitif domain dan efektif domain (cognitive domain and affective domain). Pencipta dari kedua taksonomi ini merasa tidak tertarik pada psikomotor domain karena mereka melihatnya hanya ada sedikit kegunaannya di Sekolah Menengah atau Universitas (Bloom,1996). Akhirnya Simpson melengkapi dua domain yang ada dengan psikomotor domain (1996). Namun sebenarnya pemisahan antara ketiga domain ini merupakan pemisahan yang dibuat-buat,karena manusia merupakan suatu kebulatan yang tidak dapat dipecah-pecah sehingga segala tindakannya merupakan suatu kebetulan.
Saat ini sudah banyak diketahui oleh umum bahwa apa yang dikenal sebagai taksonomi Bloom (1956) sebenarnya merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang trdiri dari B.S Bloom Editor M.D.Engelhart,E.Furst, W.H.Hill, dan D.R.Krathwohl yang kemudian didukung pula oleh Ralp W.Tyler*).
Secara garis besar, Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan:
           1.       Kategori  tingkah laku yang masih verbal.
           2.       Perluasan kategori menjadi sederet  tujuan.
           3.         Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas (taks) dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.
Adapun  suatu  taksonomi dalah merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang khusus, yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolong-golongkan dalam sistematika itu. Misalnya klasifikasi atas genus dan species terhadap tumbuh-tumbuhan dan binatang, sebagaimana dikembangkan dalam ruang lingkup Biologi, sesuailah dengan apa yang diketahui tentang tumbuh-tumbuhan dan binatang, Sistematika pembagian atau penggolongan itu tidak berdasarkan suatu sistematika yang ditentukan sendiri (yang bersifat arbitrer), sebagaimana terjadi dalam kartokek perpustakaan, yang mengklasifikasikan buku buku menurut urutan abjad nama-nama pengarang, menurut urutan abjad judul-judul buku atau  menurut topik-topik yang dibahas dalam buku-buku itu. Taksonomi-taksonomi ditiga rana kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang dikembangkan oleh kelompok pelopor ini dan beberapa orang lain, memang disebut “taxonomi”, tetapi menurut pendapat beberapa ahli psikolog belajar, mungkin tidak seluruhnya memenuhi tuntutan suatu taksonomi sebagaimana dijelaskan diatas, khususnya dalam rana kognitif. Meskipun demikian, nama taksonomi akan tetap dipertahankan di sini, sesuai dengan sumber-sumber yang asli, kecuali untuk sistematika yang dikembangkan oleh Simpson dalam rana psikomotorik yang menggunakan nama/judul “klasifikasi” (classification).
Adapun taksonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:
1.      Rana Kognitif :
·         Pengetahuan (Knowledge)
·         Pemahaman (Comprehension)
·         Penerapan (Application)
·         Analisa (Analysis)
·         Sintesa (syntesis)
·         Evaluasi (Evaluation)
2.      Rana Afektif
·         Penerimaan (Receiving)
·         Partisipasi (Responding)
·         Penilaian/penentuan sikap (Valuing)
·         Organisasi (Organization)
·         Pembentukan pola hidup (Characterization By A Value or Value Complex)
3.      Rana Psikomotorik :
·         Persepsi (Perception)
·         Kesiapan (Set)
·         Gerakan Terbimbing (Guided Response)
·         Gerakan Yang Terbiasa (Mechanical Response)
·         Gerakan Yang Kompleks (Complex Response)
·         Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation)
·         Kreativitas (Creativity)

1.      Rana Kognitif
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari :
·         Pengetahuan (Knowedge)
Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpen dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Misalnya, TIK yang untuk sebagian dirumuskan sebagai berikut: “siswa akan mampu menyebutkan nama semua sekretaris jenderal PBB, sejak saat PBB mulai berdiri”. Siswa akan mampu menulis semua nama propinsi di Indonesia, pada peta perbatasan daerah-daerah propinsi.”
·         Pemahaman (Comprehension)
Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk lain, seperti rumus matematika kedalam bentuk kata-kata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik.
·         Penerapan (Application)
Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru.
·         Analisa (Analysis)
Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau kompenen-kompenen dasar, bersama dengan hubungan/relasi antara bagian-bagian itu.
·         Evaluasi (Evaluation)
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan itu dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu, seperti penilaian terhadap pengguguran kandungan berdasarkan norma moralitas, atau pernyataan pendapat terhadap sesuatu, seperti dalam menilai tepat-tidaknya perumusan suatu TIK, berdasarkan kriteria yang berlaku dalam perumusan TIK yang baik.
2.      Rana afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama David Krathwol. Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari :
·         Penerimaan (Receiving/Attending)
Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.
·         Partisipasi (Responding)
 Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sebagai berikut:
a.       Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh: mengajuk pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar yang bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas.
b.      Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat hal-hal khusus didalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau warna saja.
c.       Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui. Contoh kegiatan yang tampak dari kepuasan menannggapi ini adalah bertanya, membuat coretan atau gambar, memotret dari objek yang menjadi pusat perhatiannya, dan sebagainya.

·         Penilaian/Penentuan Sikap (Valuing)
Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap lain.
·         Organisasi (Organization)
Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam pengembangan suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup.
·         Pembentukan Pola Hidup (Characterization By A Value Complex)
Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.


3.      Rana Psikomotorik
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi saraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari :
·         Persepsi (Perception)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminan yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyelisihkan benda yang berwarna merah dari yang berwarna hijau.
·         Kesiapan (Set)
Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakkan kendaraan yang ditumpangi, setelah menunggu beberapa lama didepan lampu lalu lintas yang berwarna merah.
·         Gerakan Terbimbing (Guided Response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan, seperti dalam meniru gerakan-gerakan tarian atau dalam meniru suara.
·         Gerakan Yang Terbiasa (Mechanism Response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakkan kaki, lengan dan tangan secara terkoodinir.
·         Gerakan kompleks (Complex Response)
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efesien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketerampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangnya kembali.
·         Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptacion)
Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu syaraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan.
·         Kreativitas (Creativity)
Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat disaksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi musik instrumental.
B.     ROBERT GAGNE
Robet Gagne lahir tahun 1916 di North Andover, MA. Beliau mendapatkan gelar A.B. di Yale tahun 1937 dan pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. Psychology dari Universitas Brown. Mengajar di Connecticut College for Women dari 1940-49 dan kemudian di Penn State University dari 1945-1946. Antara 1949-1958, Gagne menjadi direktur “perceptual and motor skills laborartory” di U.S. Air force. Gagne (dalam diktat dasar dan proses pembelajaran matematika II, 2012:5E) mulai mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut “The Conditions of Learning”.
Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor di Department of  Education Research at Florida State University di Tallahassee.
Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa kompenen penting yaitu :
1.      Fase-fase pembelajaran
2.      Kategori utama kapabilitas/kemampuan manusia/outcomes
3.      Kondisi atau tipe pembelajaran
4.      Kejadian-kejadian intruksional
Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan pengembangan teori belajar yang mencapai kulminasinya (titik uncak) pada “The Condition of Learning”. Banyak gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemroresan informasi bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persist over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.
1.      Fase-fase pembelajaran
Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam 4 fase utama yaitu:

v  Fase Receiving The Stimulus Situation
Merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. Misalnya “golden eye” bisa ditafsirkan sebagia jembatan di Amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat memberikan stimulus agar siswa dapat memperhatikan apan yang akan diucapkan.
v  Fase Stage Of Acquition
Pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa dapat membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.
v  Fase Storage
Fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
v  Fase Retrieval/Recall
Fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas perkelompokan-perkelompokan menjadi kategori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil.
Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :
Ø  Fase motivasi
Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
Ø  Fase Generalisasi
Fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.
Ø  Fase penampilan
Fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar.
Ø  Fase Umpan Balik
Siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement).

2.      Kategori Utama Kapabilitas
Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuaun (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda. Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :
v  Verbal Information
Kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya yang bersifat verbal.
v  Intellectual Skills
Merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan  yang kompleks yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperoleh aturan-aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.
v  Cognitive Strategies
Merupakan suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa strategi kognitif adalah: (1) strategi menghafal, (2) strategi elaborasi, (3) strategi pengaturan, (4) strategi metakognitif, (5) strategi afektif.
v  Attitudes
Merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilalaku seseorang terhadap benda, kejadian atau makhluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran.
v  Motor skills
Merupakan keterampilan kegiatan fisik dan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti membaca, menulis, dan lainnya.
3.      Kondisi atau Tipe Pembelajaran

v  Signal learning
Belajar isyarat merupakan proses belajar melalu pengalaman-pengalaman menerima suatu isyarat tertentu untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya ada “Aba-aba siap” merupakan suatu isyarat untuk mengambil sikap tertentu, tersenyh um merupakan isyarat perasaan senang.
v  Stimulus-Response Learning
Belajar stimulus-respon (S-R), merupakan belajar atau respon tertentu yang diakibatkan oleh suatu stimulusu tertentu. Melalui pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus tertentu seseorang akan memberikan respon yang cepat sebagai akibat stimulus tersebut.


v  Chaining
Chaining atau rangkaian, terbentuk dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi. Misalnya : pulang kantor, ganti baju, makan, istirahat.
v  Verbal Association
Mengenal suatu bentuk-bentuk tertentu dan menghubungkan bentuk-bentuk rangkaian verbal tertentu. Misalnya : seseorang mengenal bentuk geometris, bujur sangkar, jajar genjang, bola dan lain sebagainya. Lalu merangkai itu menjadi suatu pengetahuan geometris, sehingga dapat mengenal bola yang bulat, kotak yang bujur sangkar.
v  Discrimination Learning
Belajar diskriminasi adalah dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, dapat memebedakan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk manusia hampir sama, dapat membedakan merk sepedamotor satu dengan yang lainnya walaupun bentuknya sama. Kemampuan diskriminasi ini tidak terlepas dari jaringan, kadang-kadang jika jaringan yang terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau tidak mampu membedakan.
v  Concept Learning
Belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang bisa melakukan tetapi sangat terbatas, manusia dapat melakukan tetapi sangat terbatas, manusia dapat menguasai konsep ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu misalnya : warna, bentuk, jumlah dan lainnya.
v  Rule Learning
Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah menganyam pendidikan. Misanlnya : angin berembus dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya. Suatu aturan dapat diberikan contoh- contoh yang konkrit.
v  Problem Solving
Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang biasa dilakukan manusia. Setiap hari dia melakukan problem solving banyak sekali. Untuk memecahkan masalah dia harus  memiliki aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman, melalui pengetahuan aturan-aturan inilah dia dapat melakukan keputusan untuk memecahkan suatu persoalan. Seseorang harus memiiki konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki “sets” untuk memecahkannya dan suatu strategi untuk memberikan arah kepada pemikiran produktif.
4.      Kejadian-Kejadian Intruksional
Apakah yang terjadi didalam mengajar? Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha mengontrol kondisi ekstern. Kondisi ekstern merupakan suatu bagian dari proses belajar, namun termasuk tugas guru yang utama adalah mengajar.
Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu menurut Gagne terkenal dengan “Nine intructional events” yang dapat diuraikan sebagai berikut :
v  Gain Attention
Perlunya menimbulkan minat dan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks. Diharapkan siswa memiliki kepekaan indera untuk merespon dengan cepat stimulus yang diberikan. Ketika menarik perhatian siswa, pembimbing atau guru dapat memberikan gerakan isyarat atau merubah mimik muka dan suara tiba-tiba.
v  Inform Learnes Of Objectives
Perlunya mengatakan pada siswa apa yang akan diperoleh atau dikuasai setelah mengikuti pelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan yang dikuasai setelah mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran bisa menjadi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
v  Stimulate Recall Of Prior Learning
Merangsang timbulnya ingatan tentang pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
v  Present The Content
Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan baik secara verbal maupun “features” tertentu.
v  Provide “Learning Guidance
Bimbingan diberikan melalui persyaratan-persyaratan yang membimbing proses atau berpikir siswa, agar memiliki pemahaman yang lebih baik. Berikan contoh-contoh, gambar-gambar sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan.
v  Elicit Performance/Practice
Siswa dimintat untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk menunjukkan penguasaannya terhadap materi.
v  Provide Feedback
Siswa diberitahu  sejauh mana ketepatan untuk kerjanya (performance).
v  Assess Performance
Memberikan tes atau tugas untuk menilai sejauh mana siswa mengetahui tujuan pembelajaran.
v  Enhance Retention And Transder To The Job
Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah terjadi. Diharapkan nantinya siswa dapat mentransfer atau menggunakann pengetahuan, keahlian dan strategi ketika menghadapi masalah dan situasi baru.
Dalam mengajar hal di atas dapat terjadi sebagian atau semuanya, proses belajar sendiri terjadi antara peristiwa nomor 5 dan 6. Pristiwa-peristiwa itu digerakkan dan diatur dengan perantaraan komunikasi verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa yang harus dilakukannya.




















SOAL LATIHAN

1.      Jelaskan pengertian taksonomi?
2.      De Block mengajukan 3 arah gagasan kegiatan mengajar, sebutkan ?
3.      Sebutkan delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne?
4.      Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa kompenen penting. Sebutkan?
5.      Sebutkan rana taksonomi atau klasifikasi menurut Bloom CS ?
















KUNCI JAWABAN

1.      Taksonomi  adalah  klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda mati atau diam, tempat dan keajadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

2.      From partial to more integral learning, From limited to fundamental learning, From special to general learning.

3.      Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne yaitu:
1.      Signal learning,
2.      stimulus-response learning,
3.      Chaining,
4.      Verbal associations.
5.      Discrimination learning,
6.      Concept learning,
7.      Rule learning,
8.       Problem solving.

4.      Proses belajar mengajar menurut Gagne:
1.      Fase-fase pembelajaran
2.      Kategori utama kapabilitas/kemampuan manusia/outcomes
3.      Kondisi atau tipe pembelajaran
4.      Kejadian-kejadian intruksional

  5.       Adapun taksonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:
1.      Rana Kognitif
·         Pengetahuan (Knowledge)
·         Pemahaman (Comprehension)
·         Penerapan (Application)
·         Analisa (Analysis)
·         Sintesa (syntesis)
·         Evaluasi (Evaluation)
2.      Rana Afektif
·         Penerimaan (Receiving)
·         Partisipasi (Responding)
·         Penilaian/penentuan sikap (Valuing)
·         Organisasi (Organization)
·         Pembentukan pola hidup (Characterization By  A Value or Value Complex).
3.      Rana Psikomotorik
·         Persepsi (Perception)
·         Kesiapan (Set)
·         Gerakan Terbimbing (Guided Response)
·         Gerakan Yang Terbiasa (Mechanical Response)
·         Gerakan Yang Kompleks (Complex Response)
·         Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation)
·         Kreativitas (Creativity)













PENUTUP

A.    RANGKUMAN

           1.         Kata taksonomi diambil dari bahasa yunani yaiyu “tasein” yang berarti untuk mengklasifikasikan dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda mati atau diam, tempat dan keajadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
           2.         Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai sesuatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
           3.         Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikann terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik disamping transfer ilmu dan keahlian.
           4.         Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh benjamin s.bloom dan DKK. dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan.
           5.         Dalam hal ini tujuan pendidikan terbagi menjadi beberapa domain yaitu: kognitif, afektif, dan psikimotorik.
           6.         Selain itu Gagne juga mengemukakan pendapatnya mengenai pembelajaran, menurutnya pembelajaran adalah seperangkat proses dan bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi) artinya proses pembelajaran tidak hanya didalam satuan atau lembaga pendidikan saja tetapi, sebenarnya dari lingkungan sehari-hari kita.



B.     TES FORMATIF

1.      Berikut ini yang bukan termasuk dalam rana kognitif adalah.....
a.       Pengetahuan
b.      Pemahaman
c.       Sikap
d.      Penerapan

2.      Yang termasuk rana afektif adalah.....
a.       Analisa
b.      Evaluasi
c.       Sintesa
d.      Partisipasi

3.      Taksonomi Bloom pertama kali disusun pada tahun.....
a.       1975
b.      1968
c.       1959
d.      1956

4.      Dimana siswa harus memperhatikan suatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar. Hal ini merupakan penjelasan dari fase.....
a.       Fase penampilan
b.      Fase motivasi
c.       Fase umpan balik
d.      Fase stroge

5.      Dibawah ini yang termasuk rana psikomotorik adalah......
a.       Pengtahuan
b.      Kesiapan
c.       Penerimaan
d.      Analisa
6.      Seorang akab dapat  memperoleh suatu kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima  dengan pengetahuan sebelumnya, merupakan penjelasan dari fase.....
a.       Fase penampilan
b.      Fase stage of aquation
c.       Fase motivasi
d.      Fase umpan balik

7.      Menurut gagne proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen penting, kecuali.....
a.       Fase-fase pembelajaran
b.      Kpndisi atau tipe pembelajaran
c.       Penyesuain pola gerakan
d.      Kejadian-kejadian instruktional

8.      Yang bukan termasuk dari 8 hierarki tingkah laku menurut gagne adalah.....
a.       Penilaian atau penenetuan sikap
b.      Rule learning
c.       Chaining
d.      Signal learning

9.      Dibawah ini yang merupakan contoh dari kepuasan menanggapi kecuali.....
a.       Bertanya
b.      Membuat gambaran
c.       Menjawab soal-soal
d.      Membuat coretan


10.  Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian yang dihubungkan satu sama lain, sehingga tercipta suatu bentuk baru yaitu merupakan pengertian dari.....
A.    Sintesa
B.     Evaluasi
C.     Analisa
D.    Penerapan



















C.    UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Kriteria keberhasilan:
85 - 100 : baik sekali
70 - 84   : baik
55 - 69  : cukup
< 54     : kurang

 x 100

D.    KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1.      C
2.      D
3.      D
4.      A
5.      B
6.      B
7.      C
8.      A
9.      C
10.  A







GLOSARIUM
Attitudes : Pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilalaku seseorang terhadap benda, kejadian atau makhluk hidup lainnya.
Assess Performance : Memberikan tes atau tugas untuk menilai sejauh mana siswa mengetahui tujuan pembelajaran.
Cognitive Strategies : Merupakan suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir.
Chaining : Chaining atau rangkaian, terbentuk dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi.
Concept Learning : Belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa
Discrimination Learning : Belajar diskriminasi adalah dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya,
Elicit Performance/Practice : Siswa dimintat untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk menunjukkan penguasaannya terhadap materi.
Enhance Retention And Transder To The Job : Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah terjadi.
Gain Attention : Perlunya menimbulkan minat dan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks.
Intellectual Skills : Penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya.
Inform Learnes Of Objectives : Perlunya mengatakan pada siswa apa yang akan diperoleh atau dikuasai setelah mengikuti pelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan yang dikuasai setelah mengikuti pelajaran.
Motor skills : Merupakan keterampilan kegiatan fisik dan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil belajar.
Nondiscoursive Communication : Kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan misalnya ekspresi wajah (mimik), postur dan sebagainya.
Present The Content : Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan baik secara verbal maupun “features” tertentu.
Provide “Learning Guidance : Bimbingan diberikan melalui persyaratan-persyaratan yang membimbing proses atau berpikir siswa, agar memiliki pemahaman yang lebih baik. Berikan contoh-contoh, gambar-gambar sehingga siswa dapaat lebih memahami materi yang disampaikan.
Physical Abilities : Kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan- gerakan keterampilan tingkat tinggi.
Present The Content : Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan baik secara verbal maupun “features” tertentu.
Provide “Learning Guidance: Bimbingan diberikan melalui persyaratan-persyaratan yang membimbing proses atau berpikir siswa, agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
Provide Feedback : Siswa diberitahu  sejauh mana ketepatan untuk kerjanya (performance).
Rana Afektif : kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya.
Rana Kognitif : kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar.
Rana Psikomotorik : kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi saraf.
Rule Learning : Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak aturan yang perlu diketahui oleh setiap orang yang telah menganyam pendidikan.
 Set : Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis.
Signal learning : Belajar isyarat merupakan proses belajar melalu pengalaman-pengalaman menerima suatu isyarat tertentu untuk melakukan tindakan tertentu.
Stimulus-Response Learning : Belajar stimulus-respon (S-R), merupakan belajar atau respon tertentu yang diakibatkan oleh suatu stimulusu tertentu.
Stimulate Recall Of Prior Learning : Merangsang timbulnya ingatan tentang pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
Stimulate Recall Of Prior Learning : Merangsang timbulnya ingatan tentang pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
Taksonomi : klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda mati atau diam, tempat dan keajadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Valuing : Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
Verbal Association : Mengenal suatu bentuk-bentuk tertentu dan menghubungkan bentuk-bentuk rangkaian verbal tertentu.
















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN. Jakarta : Bumi Aksara
5E, Mahasiswa. 2012. DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA II (diktat). Palembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar